Pusat Riset Pembangunan Pedesaan Pertanian Berkelanjutan (Center of Sustainable Agricultural and Rural Development/ CSARD) Universitas Syiah Kuala bekerja sama dengan Sustainable Use of Peatland and Haze Mitigation in ASEAN (SUPA) Komponen 1 dan Pusat Riset Pembangunan Pedesaan dan Pertanian Berkelanjutan mengadakan seminar nasional bertajuk Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Gambut Berkelanjutan pada hari Kamis, 16 Februari 2023. Acara ini dilaksanakan di Aula Multiple Purpose Room (MPR). Kata sambutan dalam acara ini disampaikan oleh Rektor Universitas Syiah Kuala yang diwakili oleh Ketua Pusat Pengembagan Hilirisasi dan Inovasi LPPM Universitas Syiah Kuala (USK). Prof. Dr. Ing. Sri Haryani,STP,M.Sc. Dari pihak GIZ, kata sambutan disampaikan oleh Principal Advisor GIZ-SUPA , Berthold Haasler. Selain itu Prof. Dr. Ir. Ahmad Humam Hamid, M.A Ketua Pusat Riset Pembangunan Pedesaan dan Pertanian Berkelanjutan Universitas Syiah Kuala juga turut menyampaikan kata – kata sambutan.
Seminar dihadiri lebih dari 500 peserta, di mana 100 peserta hadir secara offline (luring) dan 430 peserta hadir secara online (daring). Peserta yang hadir secara luring ialah Ketua LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan Pantee Kulu, Dinas Pertanian Provinsi Aceh, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Aceh, Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh, Simpul Pantau Gambut Aceh, WALHI Aceh, organisasi lingkungan, dan mahasiswa dari seluruh jurusan di Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.
Narasumber utama dalam acara ini ialah Riza Murti Subekti (Enviromental Impact Control Officer , Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI); Ir. A. Hanan, MM, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh; Aswansyah Putra, S.Hut, M.Si (Kepala Seksi Bimbingan Usaha dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh), Barbara Goncalves, (Technical Advisor GIZ-SUPA); Hasantoha Adnan Syahputra, (Learning and Knowledge Management Specialist KEMITRAAN); dan Prof. Dr. Ir. Ashabul Anhar , M.Sc, Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian USK dan Koordinator Pelaksana Program Desa Mandiri Peduli Gambut (pilot site SUPA Komponen 1 di Aceh).
Bertindak sebagai moderator dalam seminar nasional ini ialah Ir. Sugianto, M.Sc.Phd (Ketua Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian USK ) dan Dr. Ir. Yusya Abubakar, M.Sc. IPU (Dosen Program Studi teknologi Hasil Pertanian FP USK sekaligus Ketua Pusat Riset Halal USK.
Kepala DLHK Aceh menyampaikan bahwa keunikan gambut Aceh terletak pada posisinya di pantai barat dan gambut menyimpan karbon yang sangat tinggi. Gambut memiliki beragam fungsi, antara lain untuk menjaga tata air, untuk mencegah kekeringan. DLHK Aceh saat ini telah membantu masyarakat di lahan gambut Aceh. Antara lain bantuan yang diberikan adalah pembuatan sekat kanal dan peningkatan ekonomi warga melalui pembagian bibit tanaman. USK selama ini juga turut mengambil peran dalam pelestarian lahan gambut di provinsi Aceh, yaitu dengan menyediakan beragam mata kuliah tentang lahan basah, penelitian dan kajian di lahan gambut dan terakhir ikut terlibat dalam program percontohan atau pilot site SUPA Komponen 1 yaitu Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG). Ashabul Anhar narasumber dari Universitas Syiah Kuala menyampaikan bahwa program SUPA Komponen 1 sangat membantu pemberdayaan masyarakat setempat di lahan gambut dan juga agar Aceh memiliki kondisi lahan gambut yang lebih baik ke depannya. Beberapa aktivitas dari program ini ialah pembentukan TK-PPEG (Tim Kerja Pengendalian dan Pengelolaan Ekosistem Gambut), pembangunan sekat kanal, pembuatan peta profil desa, penanaman pohon, pemantauan sistem peringatan dini dan pelatihan kelompok MPA dalam penanggulangan Karhutla.
Barbara Goncalves dari GIZ menyatakan bahwa project SUPA Komponen 1 menggunakan pendekatan dari berbagai level. Area 1 dalam SUPA Component 1 ialah memperkuat kerjasama regional melalui ASEAN, Area Kerja 2 memberikan dukungan khusus kepada negara anggota ASEAN untuk implementasi APMS dan NAPPs serta Area Kerja 3 menghasilkan pembelajaran dari Indonesia dan Malaysia. Barbara menambahkan kegiatan utama area percontohan SUPA di Aceh ialah ; 1) Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG) di Kabupaten Aceh Barat , 2) Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG) di Kabupaten Nagan Raya dan 3) Implementasi Program Desa Mandiri Peduli Gambut di 10 desa prioritas.
Aswansyah Putra,S. Hut, M.Si Kepala Seksi Bimbingan Usaha Perkebunan pada Dinas Pertanian Provinsi Aceh menyampaikan bahwa total luas lahan gambut Aceh adalah 339.282 Ha. Untuk fungsi lindung total lahan gambut Aceh ialah 176.662 Ha dan Lahan Budidaya adalah seluas 160.622 Ha. Aswan juga menambahkan beberapa kebijakan pembangunan pertanian dan perkebunan terhadap perkebunan besar pada lahan gambut antara lain; Peraturan Menteri Pertanian No. 07 Tentang Penilaian Usaha Perkebunan, di mana setiap perusahaan wajib dinilai terhadap penanganan lingkungan. Kepemilikan sarana prasarana dan sistem pencegahan dan pengendalian kebakaran termasuk di dalamnya lahan gambut. Sejauh ini Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh mendukung beragam upaya pelestarian lahan gambut Aceh dan peningkatan ekonomi warga.
Rilis ditulis oleh : Monalisa, Dosen Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK)